RESENSI FILM DEAD MAN WALKING
RESENSI FILM DEAD MAN WALKING
Film ini menceritakan tentang
seorang biarawati yang biasa dipanggil
dengan suster Helen untuk pertama kalinya ada panggilan untuk melayani seorang
napi terpidana mati. Dan napi tersebut bernama Matthew Poncelet. Matthew Poncelet
merupakan terpidana mati kasus pembunuhan sepasang remaja (Walter Delacroix dan Hope Percy) dan
melakukan aksi kejahatan tersebut bersama Carl Vitello. Ketika hari eksekusi
semakin dekat Mattew meminta pertolongan kepada suster Helen dengan cara menulis
surat untuk mengajukan banding demi membebaskan dirinya dari segala tuduhan.
Suster Helen pun menerima
panggilan tersebut dan memutuskan untuk bertemu dengan Matthew, disitu Matthew bercerita mengaku bahwa
dirinya tidak bersalah dan temannyalah yang membunuh sepasang remaja tersebut.
Dengan bantuan seorang pengacara yang berpengalaman Suster Helen mengajukan
banding, berusaha membebaskan Matthew dari hukuman mati meski ia tidak bisa
benar-benar bebas namun harus tetap menjalani hukuman penjara seumur hidup.
Setelah bersusah payah
memperjuangkan kebebasan Matthew dari hukuman mati, akhirnya suster Helen
menemui jalan buntu. Dan Matthew pun merasa bahwa tidak ada lagi usaha
penangguhan yang bisa dilakukan, permintaan terakhirnya Matthew meminta Suster
Helen untuk menjadi penasehat rohaninya (konselor kristiani) dihari-hari
sebelum ia eksekusi. Karena kondisi psikologis seorang napi sangatlah penuh
dengan kecemasan , kegalauan, stress, frustasi, depresi, dll. Maka hal itu
Matthew memilih Suster Helen sebagai teman berbagi cerita sekaligus pemberi
nasihat. Beberapa waktu menjelang dieksekusi ia mengakui semua kesalahannya
kepada Suster Helen bahwa dirinyalah yang sudah membunuh sepasang remaja
tersebut dihutan. Setelah itu Suster Helen merasa lega karena ia sudah mengakui
kesalahannya dan Suster Helen mencoba membantu menenangkan dengan lagu-lagu
rohani serta memberi kesempatan kepada Matthew dengan menemukan ibu dan adik-adiknya
untuk berkumpul dan bercanda tawa.
Waktu eksekusi telah tiba Matthew
menyampaikan pesan terakhir kalinya untuk masing-masing kedua orang tua remaja
yang ia bunuhnya ialah menyampaikan perkataan maafnya dengan tulus demi agar ia
bisa tenang saat meninggal nanti. Matthew Poncelet pun berakhir di meja
eksekusi dengan tiga jenis suntikan mematikan.
Tujuan dalam film ini menjadikan
Suster Helen menjadi penasihat rohaninya Matthew untuk menjadi tenaga pendorong
(motivator) bagi meningkatnya kehidupan Matthew karena semakin dekat dengan
eksekusi matinya ia sangatlah frustasi , galau, ketakutan yang selalu melanda
di setiap saat dan membutuhkan sosok seorang yang bisa menenangkannya .
Dalam proses komunikasinya Suster
Helen menggunakan bimbingan pribadi terhadap Matthew . Suster Helen mencoba
membantu Matthew dengan mendekatkan kepada Tuhan yaitu melalui membaca kitab
babel dan lagu-lagu rohani serta kata-kata yang dapat menenangkannya. Sehingga
Matthew pun merasa tenang dan ikhlas akan dihukum mati.
Kaitannya
dengan konseling nabawi yaitu sama-sama mengkonseling melalui pendekatan dengan
Tuhannya kalau di film ini menggunakan konseling kristiani dengan menyuruhnya
Suster Helen kepada Matthew membaca alkitab.
Komentar
Posting Komentar