A.
JADWAL
DISKUSI TIDAK SESUAI RENCANA AWAL
1.
Rabu,
6 September 2017, 11.00-13.00. Tempat diskusi di Masjid As-Salam Komplek KPKN,
Ciceri, Kota Serang. Tema diskusi :
a.Penjelasan Keutamaan Al-Ma’Tsurat
b.Menentukan kesepakatan jadwal
diskusi (hari, tanggal, jam, tempat, pemateri, materi)
c. Diskusi persiapan pelaksanaan kegiatan PHBI
(pembacaan doa akhir dan awal tahun, pembuatan proposal, menentukan tempat
pelaksaan)
Keterangan
:
a. Abdul Rosid
b.
Semua anggota kelompok
c. Semua anggota kelompok satu
2. Jumat, 8 September 2017, 14:00-15:30. Tempat
diskusi di Ruang kelas No.25, Gedung baru FUDA. Tema diskusi :
a. Diskusi fokus pada persiapan
kegiatan PHBI (penentuan tempat pelaksanaan, proposal, anggaran dana, dll)
Keterangan :
a. Semua anggota kelompok satu
3. Rabu, 4 Oktober 2017, 08:30-10:30. Tempat
diskusi di Lorong FUDA Lantai 3, Gedung Baru FUDA. Tema diskusi :
a. Diskusi evaluasi kegiatan PHBI Tahun Baru
Hijriah 1439 H
Keterangan
:
a.
Semua
anggota kelompok
4. Kamis, 5 Oktober 2017. Tempat diskusi di
Ruang kelas No. 20, Gedung Baru FUDA. Tema diskusi :
a. Keshahihan dalil tahlil menurut Al-Quran dan
Hadits
Keterangan
:
a. Abdul
Rosid
b. Semua
anggota kelompok
5. Senin,
9 Oktober 2017. Tempat diskusi di Masjid As-Salam Komplek KPKN, Ciceri Kota
Serang. Tema diskusi :
a. Keutamaan doa-doa untuk
therapy kesehatan /konseling / penyembuhan berbagai masalah dan berbagai
penyakit
Keterangan:
a. Ainut Tazkiyah
b. Semua anggota kelompok
JADWAL DISKUSI SETELAH DI
MUSYAWARAHKAN PADA DISKUSI PERTAMA
1.
Rabu,
4 September 2017, 10:00-12:00. Tempat diskusi di Masjid As-Salam Komplek KPKN,
Ciceri, Kota Serang. Tema diskusi:
a.
Menentukan
kesepakatan jadwal diskusi (hari, tanggal, jam, tempat, pemateri, materi)
b.
Diskusi
persiapan pelaksanaan kegiatan PHBI
Keterangan:
a.
Semua
anggota kelompok
2.
Kamis,
7 September 2017, 13:00-14:30. Tempat diskusi di Masjid Agung Ats-Tsauroh,
Pegantungan, Kota Serang. Tema diskusi:
a.
Sejarah
penanggalan tahun baru Hijriah
b.Kisah perjalanan Hijrah Rasul
dan Mekkah menuju Madinah
Keterangan :
a.
Fara
Wildania
b.
Eni
Nuriana
3.
Jumat,
8 September 2017, 13:00-14:30. Tempat diskusi di Masjid Al-Bantani KP3B,
Palima, Curug, Kota Serang. Tema diskusi:
a.
Tahlil
dalam prespektif Al-Quran dan Hadits
Keterangan :
a.
Aii Futuhul Ilahiyah
b.
Abdul
Rosid
4.
Kamis,
14 September 2017, 13:00-14:30. Tempat diskusi di Masjid Ratu Atut Chosiyah,
Bhayangkara, Kota Serang. Tema diskusi:
a.
Ma’rifatullah
( Takhalli, tahalli, dan tajalli)
Keterangan:
a.
Anis
Anitasari
b.
Adam
Reza
5.
Jumat,
5 September 2017, 13:00-14:30. Tempat diskusi di Masjid Al-Hikmah, Kampus UIN
“SMH” Banten. Tema diskusi:
a.
Keutamaan
doa-doa untuk therapy kesehatan /konseling / penyembuhan berbagai masalah dan
berbagai penyakit
Keterangan:
a.
Ainut
Tazkiyah
b.
Hanifati
c.
Humaedi
B.
NOTULENSI
DISKUSI
A. Notulensi
Diskusi Pertemuan Pertama diantaranya:
1. Mendiskusikan
terkait untuk jadwal pelaksanaan kegiatan diskusi tugas tiga ini, yaitu
mendiskusikan hari, tanggal, jam, tempat, materi yang akan di diskusikan dan
pematerinya. Menentukan waktu dan tempat diskusi tidaklah mudah karena
masing-masing anggota kelompok memiliki kesibukannya masing-masing dan
bertempat tinggal yang berbeda-beda. Masing-masing teman saya persilahkan untuk
mengajukan opsi terkait hari, tanggal, jam, tempat, materi dan pemateri
diskusi, setelah melalui diskusi panjang untuk menyepakati jadwal, akhirnya
kita pilih tempat terdekat untuk melaksanakan diskusi dan akhirnya kita susun
dengan membuat kolom kegiatan jadwal diskusi dan disepakati oleh teman-teman
sekelompok semua, yaitu hari/tanggal diskusi, tempat diskusi, pemateri disksusi
dan materi diskusi, untuk empat petemuan diskusi yang akan datang.
2. Mendiskusikan
keutamaan doa-doa yang ada di dalam al-ma’tsurat, yang disampaikan oleh saya
sendiri (Abdul Rosid), diantaranya;
Sungguh
apa yang telah diajarkan dalam Islam selalu mengandung kebaikan, saat ibadah
diwajibkan dan banyak pula yang disunnahkan, semua ganjaran dan kebaikan dari
ibadah ibadah tersebut diperolah tak melulu hanya perkara akhirat saja, tapi
juga berbagai kebaikan selama hidup di dunia. Sepertidoa-doa yang baik yang
terdapatdalam Al-Qur’an maupundalamhadits-haditsshahih.
Rasulullah
SAW. Telah banyak
mengajarkan doa kepada umatnya, salah
satunya adalah doa Al Ma’tsurat, lalu apa sajakah keutamaan dan manfaat membaca
Al Ma'tsurat? Selain itu Rasulullah SAW. Juga menganjurkan kepada setiap
umatnya untuk mengamalkan Al Ma’tsurat setiap pagi dan sore hari, karena
memiliki banyak manfaat dan keutamaan bagi manusia itu sendiri.
Al ma’tsurat merupakandoa yang berasaldariNabi Muhammad
SAW dengan sanad shahih. Ada berbaga imanfaat dan keutamaan jika mengamalkannya
setiap pagi dan sore hari. Lalu bagaimana hukum membaca Al Ma’tsurat dan apa
sajakah keutamaan dan manfaatnya?
Berikut adalah
keutamaan dan manfaat membaca doa al ma’tsurat:
a. Rumah terlindung dari
gangguan setan
Berdasarkan hadits Nabi yang
telah diriwayatkan oleh Thabrani menerangkan bahwa barang siapa yang membaca 10
ayat dari surat Al-Baqarah di dalamrumah nyamakasetan tidak akan mampu masuk
kedalam rumah tersebut hingga keesokan harinya. Kesepuluh ayat itu adalah empat
ayat pertama surat Al-baqarah, satu ayat kursi, dua ayatsetelahayat kursi, dan
ditutup dengan tiga ayat terakhir surat al-baqarah.
b. Dicukupi segala kebutuhan di dunia
Berdasarkan
hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Turmudzi dijelaskan bahwa
barang siapa yang membaca bacaan surat Al Ma’tsurat yaitu surat al-falaq dan
an-nass dipagi dan sore hari sebanyak tiga kali maka Allah SWT akan mencukupkan
segala kebutuhannya di dunia. Sehingga seseorang tidak akan merasa kekurangan
selama hidup di dunia.
c. Disempurnakan nikmat
Berdasarkan
hadits Nabi yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Saunni telah dijelaskan bahwa barang
siapa yang membaca ‘Allahummainniasbahtuminka fi nikmati’ sebanyak tiga kali
saat pagi dan sore hari maka Allah SWT akan menyempurnakan nikmat atas dirinya,
sehingga seseorang akan mendapat banyak limpahan kenikmatan baik itu dari segirohani
maupun jasmani.
d. Sebagai tanda syukur kepada Allah SWT
Berdasarkan
hadits Nabi yang telah diriwayat kan oleh Abu Dawud telah diterangkanbah wajib seorang
muslim membaca ‘Allahummaashbaha…’ pada sore hari maka sejatinya dia telah bersyukur
untuk kehidupan malamnya.
e. Mendapat keridhaan dari Allah SWT
BerdasarkanhaditsNabi yang
diriwayatkanolehTurmudzitelahdijelaskanbahwajikaseorangmuslimmembaca
‘radhitubillahirabba…’ di waktu sore haridenganikhlasmaka Allah SWT
akanmemberikankeridhaankepadanyaatassemuapekerjaan yang dilakukannya.
Inilahsalahsatumanfaatdankeutamaandalammembacadoa Al Ma’tsurat.
f. Mendapat pahala lebih banyak
Berdasarkan
hadits Nabi yang telah diriwayatkan oleh Muslim telah diterangkan bahwa Rasulullah
menemui Juwariyah yang berada dalam mushollanya. Beliau bertanyakepadanyamengapadiaberlama-lama
berada di dalammusholla, padahal jikaJuwariyyahmembaca
‘Subhanallahuwabihamdihi…’ sebanyaktiga kali makapahalanyalebihberatdariapa
yang telahdilakukanJuwariyahyaituberlama-lama berada dalam musholla.
g. Terhindar dari segala bahaya yang dapat mengancam
Berdasarkan
haditsNabi yang diriwayatkan oleh Abu Turmudzi telah diterangkanbahwajika seorang
muslim membaca ‘Bismillahilladzilaayaadzurru…’ sebanyak tiga kali di
waktupagidan sore harimaka Allah SWT akan menjaganyadarisegalabahaya yang
dapatdatangkepadanya.
Alangkahberuntungnyabagisetiapmuslim
yang mampumengamalkandoa al ma’tsurat yang berasal dari Rosulullahkarenadoainimemberikanbanyakmanfaatdanmemilikibanyakkeutamaanbagiseorangmuslim.
Semogadenganmengetahuihalinidapatmenjadipendorongbagisetiapmuslimuntukmeningkatkankeimanandanketaqwaankepada
Allah SWT.
- Mendiskusikan persiapan kegiatan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) yaitu pelaksanaan kegiatan pembacaan doa akhir dan awal tahun hijriah di suatu lembaga, masjid, musolah, majlis ta’lim, panti dan tempat-tempat lainnya yang belum pernah melaksanakan kegiatan pembacaan doa akhir dan awal tahun hijriah ataupun pawai obor untuk memeriahkan malam awal tahun hijriah. Pada diskusi ini mengalami kesulitan untuk memutuskan tempat kegiatan dikarenakan tempat tinggal yang jauh-jauh dan kegiatannya dilakukan pada malam hari sehingga dirasa takut oleh teman-teman ketika menuju pulang setelah selesai melaksanakan kegiatan tersebut. Teman-teman juga merasa bingung untuk menentukan tempatnya karena supaya jangan ada yang didatangi dan mendatangi tempatnya, inginnya sih tempat pelaksanaannya berada ditengah-tengah supaya tidak terlalu jauh untuk saling datang.
B. Notulensi Diskusi
Pertemuan Kedua, diantaranya:
Diskusi pada pertemuan kedua ini
membahas terkait persiapan pelaksanaan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)
pembacaan doa akhir dan awal tahun. Setelah saya mempersilahkan teman-teman
untuk mengajukan opsi tempat, tetapi tanggapan dari teman-teman masih saja
seperti diskusi pertama, yaitu tidak ingin jauh-jauh tempatnya, setelah
mengalami jalan buntu untuk tempat pelaksanaan pembacaan doa akhir dan awal
tahun tiba-tiba ada salah satu teman yang mengusulkan tempat di BPS (Balai
Perlindungan Sosial), Tresna Werdha, Provinsi Banten. Ia menjelaskan keadaan
tempat dan orang-orangnya yang ada di panti tersebut, dikarenakan pernah
melakukan penelitian di panti tersebut, jadi tahu seperti apa yang ada di
dalamnya. Setelah semuanya mendengar penjelasan yang mengajukan opsi tersebut
maka teman-teman kelompok langsung meresponnya dengan menerima usulan tersebut.
Sebelum kita memfinalkan acara diadakan di tempat BPS tersebut, kita akan
mendatangi tempatnya terlebih dahulu untuk mengirim surat izin mengadakan
kegiatan PHBI dan mengkonfirmasi apakah diizinkan atau tidak kita akan
melaksanakan kegiatan pembacaan doa akhir dan awal tahun di BPS tersebut.
Setelah semua sepakat, maka langsung dirumuskan rincian anggaran dananya,
apakah kita akan mencari dana keliling, yang mana masing-masing mahasiswa
membawa proposal untuk mencari dana atau anggaran dananya patungan uang
Rp.20.000 per mahasiswa. Masing-masing teman saling berargument untuk
pembiayaan dana tersebut, ada yang ingin mencari dana dengan mengajukan
proposal dana dan ada juga yang mengajukan untuk patungan saja. Sambil
memikirkan anggaran dan tersebut salah satu teman menghitung total rincian
anggaran kegiatan dengan rincian;
Setelah sepakat kita memilih tempat
pelaksanaan kegiatan PHBI di BPS (Balai Perlindungan Sosial), Provinsi Banten,
kita langsung merumuskan anggaran untuk membeli apa yang nanti akan dibutuhkan,
yaitu;
a. Snack
dibox, isinya: risol, buras, akua, roti.
b. Snack
untuk di piring: risol, buras, roti dan kue-kue kering
c. Kue
bolu 3kardus x Rp.30.000= Rp.90.000
d. Kue-kue
kering Rp.50.000
e. Air
mineral / akua gelas 7kardus x Rp.15.000= Rp.105.000
f. Dana
tidak terduga Rp.50.000
g. Total
dana: Rp.295.000
C. Notulensi Diskusi
Pertemuan Ketiga, diantaranya:
Diskusi pada kali ini membahas evaluasi
dari kegiatan pelaksanaan pembacaan doa akhir dan awal tahun baru hijriah 1439
H, yang telah dilaksanakan di Masjid Khusnul Huda, Link. Karang Tengah
Rt.09/Rw.04, Kel. Pabean, Kec. Purwakarta Kota. Cilegon.
Masing-masing
setiap anggota kelompok memberikan pendapatnya untuk evaluasi, yaitu:
1. Adam
Reza:
a. Kurang
kerjasama.
b. Baru
bergerak ketika akan deadline pelaksanaan.
c. Harus
fixsasi tempat terlebih dahulu.
d. Persiapan
kurang matang.
2. Ainut Tazkiyah:
a. Ainut
belum sempat lihat proposal, toba-tiba disuruh langsung print out proposal dan disuruh
mengajukan ke Kantor BPS (Balai Perlindungan Sosial).
b. Serba
dadakan.
c. Setiap
anggota kurang peduli untuk melaksanakan kegiatan PHBI.
d. Ainut
kaget kalau tiba-tiba setelah melihat kiriman laporan tugas dua, ada uang iuran
sebsar Rp.150.000,-
e. Kegiatan
harus di rencanakan secara matang.
f. Berharap
kalau ada kegiatan seperti itu lagi bisa lebih kompak.
g. Sesama
anggota kelompok kurang koordinasi dan komunikasi.
h. Berharap
semoga kalau ada kegiatan seperti itu lagi, mudah-mudahan ada tempat yang mau
menerima kedatangan kita untuk mengadakan kegiatan.
3. Hanifati:
a. Acara
terlalu simple.
b. Acara
kurang meriah, berharap kalau mengadakan seperti itu lagi bisa mengadakan
kegiatan yang lebih meriah.
c. Terlebih
dahulu melist tempat-tempat yang harus dituju.
d. Keuangan
tidak jelas, simpang siur, sehingga ada beberapa uang anggota kelompok yang
terpakai untuk mengeprint out proposal dan surat, serta menjilid proposal.
4. Anis
Anitasari
a. Acara
tidak jelas, tidak ada acara pembukaan dan penutupan, tiba-tiba acara selesai
begitu saja.
b. Kelompok
satu hanya menumpang ikut membaca doa akhir dan awal tahun, tidak memeriahkan
dengan mengadakan acara kegiatan yang lai.
c. Tidak
kreatif.
d. Tidak
adanya interaksi ketika pembacaan doa ahir dan awal tahun dengan masyarakat,
sehingga membuat masyarakat yang hadir bertanya-tanya dengan kehadirannya dari
kita teman-teman kelompok satu.
5. Abdul
Rosid
a. Sebelumnya
kita telah sepakat untuk mengadakan kegiatan pembacaan doa akhir dan awal tahun
baru hijriah 1439 H, di BPS, tetapi dikarenakannya kurang persiapan dan
konfirmasi sehingga kita batal untuk bisa mengadakan kegiatan PHBI di BPS.
b. Kurangnya
konfirmasi dengan pihak tempat yang akan kita adakan kegiatan.
c. Terlebih
dahulu melist tempat-tempat yang akan kita kunjungi.
d. Membuat
proposal kegiatan.
e. Mencari
sumbangan dana dan sponsor atau pendukung untuk melaksanakan kegiatan.
f. Membuat
proposal yang mencakup, Latar belakang kegiatan, tujuan egiatan, dasar
kegiatan, sasaran kegiatan, agenda kegiatan, anggaran dana kegiatan, tempat
kegiatan dan waktu kegiatan.
g. Persiapan
kurang matang, terlalu mendadak melayangkan proposal dan suratnya.
D. Notulensi Diskusi Pertemuan Keempat, diantaranya:
Diskusi pada pertemuan keempat ini
membahas tentang “Kesahihan Dalil TAHLIL Menurut Al-Quran dan Hadits” yang
disampaikan oleh Abdul Rosid.
Pada
hakikatnya majelis tahlil atau tahlilan adalah hanya nama atau sebutan untuk
sebuah acara di dalam berdzikir dan berdoa atau bermunajat bersama. Yaitu
berkumpulnya sejumlah orang untuk berdoa atau bermunajat kepada Allah SWT
dengan cara membaca kalimat-kalimat thayyibah seperti tahmid, takbir, tahlil, tasbih,
Asma’ulhusna, shalawatdan lain-lain.
berkumpulnya sejumlah orang untuk berdoa atau bermunajat kepada Allah SWT
dengan cara membaca kalimat-kalimat thayyibah seperti tahmid, takbir, tahlil, tasbih,
Asma’ulhusna, shalawatdan lain-lain.
Maka
sangat jelas bahwa majelis tahlil sama dengan majelisd zikir, hanya
istilah atau namanyasaja yang berbeda
namun hakikatnyasama. (TahlilartinyaadalahlafadhLaailaahaillallah) Lalu
bagaimana hukumnyamengadakan acara tahlilanatau dzikir dan berdoa bersama yang
berkaitan dengan acara kematianuntukmendoakandan
memberikanhadiahpahalakepada orang yang telahmeninggaldunia ? Dan apakah
halitubermanfaatatautersampaikanbagisimayyit ?
memberikanhadiahpahalakepada orang yang telahmeninggaldunia ? Dan apakah
halitubermanfaatatautersampaikanbagisimayyit ?
MenghadiahkanFatihah,
atauYaasiin, ataudzikir, Tahlil, ataushadaqah, atauQadhapuasanyadan lain lain,
itusemuasampaikepadaMayyit, dengan Nash yang JelasdalamShahih Muslim hadits
no.1149, bahwa “seorangwanitabersedekahuntuk
Ibunya yang telahwafatdandiperbolehkanolehRasul saw”, danadapulariwayat
Shahihain Bukhari dan Muslim bahwa “seorangsahabatmenghajikanuntukIbunya
yang telahwafat”, danRasulullah SAW pun menghadiahkanSembelihanBeliau SAW
saatIdulAdhauntukdirinyadanuntukummatnya, “Wahai Allah terimalahsembelihan
inidari Muhammad dankeluarga Muhammad dandariUmmat Muhammad” (Shahih
Muslim hadits no.1967).
Ibunya yang telahwafatdandiperbolehkanolehRasul saw”, danadapulariwayat
Shahihain Bukhari dan Muslim bahwa “seorangsahabatmenghajikanuntukIbunya
yang telahwafat”, danRasulullah SAW pun menghadiahkanSembelihanBeliau SAW
saatIdulAdhauntukdirinyadanuntukummatnya, “Wahai Allah terimalahsembelihan
inidari Muhammad dankeluarga Muhammad dandariUmmat Muhammad” (Shahih
Muslim hadits no.1967).
Dan
halini (pengirimanamaluntukmayyititusampaikepadamayyit) merupakanJumhur
(kesepakatan) Ulamaseluruhmadzhabdantakada yang memungkirinyaapalagimengharamkannya,
dan perselisihanp endapat hanya terdapat pada madzhab Imam Syafi’i,
bila si pembaca takmengucapkanlafadz : “Kuhadiahkan”, atau wahai Allah ku hadiahkan
sedekahini, atau dzikir ini, atau ayatini..”, bila halinitidak
disebut kanmaka sebagian UlamaSyafi’iymengatakan pahalanyataksampai.
Jaditaksatupunulamaikhtilafdalamsampaiatautidaknyapengirimanamaluntukmayit,
tapiberikhtilafadalahpadaLafadznya. Demikian pula Ibn Taimiyyah yang
menyebutkan 21 hujjah (duapuluhsatudalil) tentangIntifa’ min ‘amalilghair(mendapatmanfaatdariamalselainnya).
Mengenaiayat : “DAN TIADALAH BAGI SESEORANG KECUALI APA YG DIPERBUATNYA, maka
Ibn Abbas ramenyatakanbahwaayatinitelahmansukhdenganayat “DAN ORANG ORANG YANG BERIMAN YANG DIIKUTIKETURUNAN MEREKA DENGAN
KEIMANAN”,
IbnuTaimiyahmenegaskanbahwabarangsiapamengingkarisampainyaamalan
orang hiduppada orang yang meninggalmakaiatermasukahlibid’ah. DalamMajmu’
fatawajuz 24 hal306 iamenyatakan, “Para imam
telahsepakatbahwamayitbisamendapatmanfaatdarihadiahpahala orang lain. Initermasukhal
yang pastidiketahuidalam agama islamdantelahditunjukkandengandalilkitab,
sunnahdanijma’ (konsensusulama’).
Barangsiapamenentanghaltersebutmakaiatermasukahlibid’ah”.
Lebihlanjutpadajuz
24 hal 366 IbnuTaimiyahmenafsirkanfirman Allah “danbahwasanyaseorangmanusiatidakmemperolehselainapa
yang telahdiusahakannya.” (QS an-Najm [53]: 39) iamenjelaskan, Allah
tidakmenyatakanbahwaseseorangtidakbisamendapatmanfaatdari orang lain, Namun
Allah berfirman, seseoranghanyaberhakatashasilusahanyasendiri. Sedangkanhasilusaha
orang lain adalahhak orang lain. Namumdemikianiabisamemilikiharta orang lain
apabiladihadiahkankepadanya.
DalamkitabAr-Ruhhal
153-186 IbnulQayyimmembenarkansampainyapahalakepada orang yang telahmeninggal.
Bahkantaktangung-tanggungIbnulQayyimmenerangkansecarapanjanglebarsebanyak 33
halamantentanghaltersebut.
Mengenaihadits yang mengatakanbahwabilawafatketurunanadam, maka
terputuslahamalnyaterkecuali 3 (tiga), shadaqahJariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan
anaknya yang berdoauntuknya, maka orang orang lain yang mengirimamal, dzikirdll
untuknyainijelasjelasbukanlahamalperbuatansimayyit, karenaRasulullah SAW
menjelaskanterputusnyaamalsimayyit, bukanamal orang lain yang dihadiahkan
untuk simayyit, dan juga sebagaihujjahbahwa Allah memerintahkan di dalam Al
Qur’an untukmendoakan orang yang telahwafat : “ Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami (Q.S Al Hasyr/59: 10).
Mengenaihadits yang mengatakanbahwabilawafatketurunanadam, maka
terputuslahamalnyaterkecuali 3 (tiga), shadaqahJariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan
anaknya yang berdoauntuknya, maka orang orang lain yang mengirimamal, dzikirdll
untuknyainijelasjelasbukanlahamalperbuatansimayyit, karenaRasulullah SAW
menjelaskanterputusnyaamalsimayyit, bukanamal orang lain yang dihadiahkan
untuk simayyit, dan juga sebagaihujjahbahwa Allah memerintahkan di dalam Al
Qur’an untukmendoakan orang yang telahwafat : “ Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami (Q.S Al Hasyr/59: 10).
Sebagaimana
pula diriwayatkan bahwa Imam Masjid Quba di zaman Nabi saw, selalu membaca surat
Al Ikhlas padas etiap kali membac afatihah, maka setelah fatihah maka ia membaca
AL Ikhlas, lalu surat lainnya, dan ia tak mau meninggalkan surat al ikhlas setia
prakaatnya, ia jadikan Al Ikhlas samadengan Fatihah hingga selalu
berdampingan di setiap rakaat, maka orang mengadukannya pada Rasul saw, dania
ditanya oleh Rasul saw : Mengapa kau melakukan hal itu?, maka ia menjawab : Aku
mencintai surat Al Ikhlas. Maka Rasul SAW bersabda : Cintamu pada surat Al ikhlas
akan membuatmu masuk sorga” (Shahih Bukhari).
berdampingan di setiap rakaat, maka orang mengadukannya pada Rasul saw, dania
ditanya oleh Rasul saw : Mengapa kau melakukan hal itu?, maka ia menjawab : Aku
mencintai surat Al Ikhlas. Maka Rasul SAW bersabda : Cintamu pada surat Al ikhlas
akan membuatmu masuk sorga” (Shahih Bukhari).
Maka
tentunya orang itu tak melakukan dari ajaranRasul saw, ia membuatbuatnyasendirikarenacintanyapada
surat Al Ikhlas, maka Rasul saw tak
melarangn yabahkan memujinya.
melarangn yabahkan memujinya.
Kita
bisa melihat bagaimana para Huffadh (Huffadhadalah Jamakdari Al hafidh, yaitu ahli
hadits yang telah hafal 100.000 hadits (seratusribu) hadits berikutsanad dan
hokum matannya) dan para Imam imam mengirim hadiah padaRasul saw : Berkata Imam
Alhafidh Al Muhaddits Ali bin Almuwaffiqrahimahullah : “aku 60 kali
melaksanakan haji dengan berjalan kaki, dan kuhadiahkanpahala dari itu 30 haji
untuk Rasulullah saw”.
melaksanakan haji dengan berjalan kaki, dan kuhadiahkanpahala dari itu 30 haji
untuk Rasulullah saw”.
Berkata
Al Imam Alhafidh Al MuhadditsAbul Abbas Muhammad bin Ishaq
AtssaqafiyAssiraaj : “aku mengikuti Ali bin Almuwaffiq, aku lakukan 7X haji yang
pahalanya untukRasulullah saw danakumenyembelihQurban 12.000 ekoruntuk
Rasulullah saw, danakukhatamkan 12.000 kali khatam Alqur’anuntukRasulullah
saw, dankujadikanseluruhamalkuuntukRasulullah saw”.
AtssaqafiyAssiraaj : “aku mengikuti Ali bin Almuwaffiq, aku lakukan 7X haji yang
pahalanya untukRasulullah saw danakumenyembelihQurban 12.000 ekoruntuk
Rasulullah saw, danakukhatamkan 12.000 kali khatam Alqur’anuntukRasulullah
saw, dankujadikanseluruhamalkuuntukRasulullah saw”.
Ia
adalah murid dari Imam Bukhari rahimahullah, dan ia menyimpan 70 ribu
masalah yang dijawab oleh Imam Malik, beliau lahir pada 218 H dan wafat pada
313H.
masalah yang dijawab oleh Imam Malik, beliau lahir pada 218 H dan wafat pada
313H.
Berkata
Al Imam Al Hafidh Abu IshaqAlmuzakkiy, akumengikutiAbul Abbas danaku haji pula
7X untukrasulullah saw, danakumengkhatamkanAlqur’an 700 kali
khatam untukRasulullah saw. (Tarikh Baghdad Juz 12 hal 111).
Sumber: http://www.majelisrasulullah.org
khatam untukRasulullah saw. (Tarikh Baghdad Juz 12 hal 111).
Sumber: http://www.majelisrasulullah.org
E. Notulensi
diskusi pertemuan keenam diantaranya:
Diskusi
kelima ini dilaksanakam pada hari Senin, 9 Oktober 2017, bertempat diMasjid
As-Salam, Komplek KPKN-Ciceri, Kota Serang. Pada diskusi yang kelima ini
dihadiri oleh 4 orang (yaitu Abdul Rosid, Ainut Tazkiyah, Farawildania dan
Hanifathi), dari yang seharusnya 9 orang anggota kelompok 1, dikarenakan
beberapa teman-teman ada kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan sehingga tidak
bisa mengikuti diskusi lima ini. Diskusi berlangsung dari pukul 14.00 s.d 15.30
WIB.Diskusi pada pertemuan kelima ini seperti biasa yaitu sebelum memulai
diskusi kita memulainya dengan pembacaan doa al-ma’tsurat bersama-sama. Setelah
selesai membaca doa al-ma’tsurat bersama-sama langsung dilajutkan dengan
diskusi. Diskusi pada pertemuan kelima ini membahas tentang “Keutamaan doa-doa
untuk therapy kesehatan /konseling / penyembuhan berbagai masalah dan berbagai
penyakit” yang disampaikan oleh Ainut Tazkiyah.
Keutamaan
Doa
A.
Sejarah
Doa
Menurut catatan
sejarah, bahwa mengharapkan atau memohon sesuatu kepada Allah Swt., (berdoa)
itu sudah dikenal sejak pertama kali diciptakannya umat manusia, yaitu Nabi
Adam as. hal ini dapat dibuktikan dalam keterangan asal mula terjadinya surat
al-Fatihah, surat pertama dari al-Quran atau induk daripada al-Quran, yang
disebutkan dalam kitab “Khazinatul Asrar” dimana didalamnya diterangkan bahwa
setelah Nabi Adam as. diciptakan dan ditiupkan roh padanya, beliau lalu berdoa
kepada Allah Swt., kepadanya diajarkan adab/tata cara berdoa dan sebagai doa
pertama yang dipanjatkan oleh Nbai Adam as. adalah “Dengan menyebut nama Allah
yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam. Maha pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari pembalasan.
Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jaan orang-orang yang
telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.
Sejak saat itu doa
mulai digunakan oleh umat manusia, tidak saja Qabil dan Habil. Tetapi para Nabi
pun memanjatkan doa kepada Allah Swt., bahkan sampai nabi yang terakhirpun,
yaitu baginda Rasulullah SAW. Tidak pernah lupa memanjatkan doa, mengharapkan
dan memohon pertolongan kepada Allah Swt.
Dengan demikian
jelaslah bahwa berdoa itu dilakukan oleh seluruh umat manusia, hanya saja cara
dan dzat yang diagungkan/dimintai yang berbeda-beda. Manusia yang tidak
bertuhan kepada Allah Swt. mereka mengharapkan doanya kepada benda-benda,
pepohonan, tempat yang dikeramatkan, gunung-gunung yang oleh mereka yang
bertuhan, menghadapkan doanya kepada Allah Swt.
Pada kenyataannya
setiap doa yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh tanpa mengenal putus asa
dan beritikad bahwa doanya pasti akan dikabulkan oleh Allah, maka pastilah apa yang
diharapkan/dihajatkan itu akan dikabulkan oleh Allah Swt.
Sebagaimana
dinyatakan dalam firman-Nya surat al-Mukmin ayat 60 sebagai berikut: “Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu. Sesunguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembahku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
dina.” (QS. Al-Mukmin: 60)
B.
Definisi
Doa
Doa adalah melahirkan
kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan keinginan dan ketundukan kepada
Allah Swt. (Isep Zainal Arifin. Bimbingan Penyuluhan Islam. Jakarta: Rajawali,
2009) yang dikutip oleh Yanita Vanela dari IAIN Raden Intan Lmapung).
Dari pengertian
diatas Yanita menyimpulkan bahwa doa adalah memohon dan meminta kepada Allah
Swt. dengan kemurahan htai dan ikhlas tanpa memaksakan supaya doanya terkabul.
C.
Perintah
Berdoa
Manusia pada dasarnya tidak bisa
hidup sendirian tetapi membutuhkan orang lain atau sesuatu yang lebih dapat
melakukan sesuatu dibandingkan dengan dirinya sendiri. oleh karena itu manusia
tentunya meminta pertolongan.
Sebagai seorang
muslim maka berdoa adalah suatu hal yang wajib yang mencirikan bahwa kita
menjadi hamba yang lemah yang membutuhkan pertolongan Allah. Di dalam surat
al-Baqarah ayat 186, Allah Swt berfirman: “Aku mengabulkan doa orang-orang yang
berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala
perintah-Ku, hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka senantiasa berada
dalam kebenaran”.
Oleh karena itu
sebagai hamba Allah yang beriman hendaklah menyertakan dalam setiap usaha kita
dengan doa kepada Allah. Jangan lupa menyerahkan segala usaha yang telah kita
tempuh dengan penuh tawakal kepada-Nya agar Allah senantiasa meridhai-Nya.
D.
Fadhilah
dan Faidah Doa
Diantara fadhilah dan
faidah berdoa adalah:
(a)
Memperoleh
naungan rahmat Allah.
(b)
Memperoleh
kasih sayang Allah.
(c)
Melindungi
diri dari bencana.
(d)
Menolak
bencana atau meringankan tekanannya.
(e)
Menjadi
perisai untuk menolak bencana.
(f)
Menolak
tipu daya musuh, menghilangkan kegelisahan dan menghasilkan hajat serta
mempermudah kesulitan.
Bahwa
fadhilah dan faidah setelah berdoa adalah seseorang merasa tentram hatinya,
jiwanya dan kembali semnagat untuk menjalankan aktivitasnya dan terpenting
mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.
C.
PERSEPSI
PRIBADI TENTANG DISKUSI
Pendapat Saya dalam diskusi pembacaan doa maktsurat
ini berjalan dengan lancar walaupun setiap pembacaan doa maktsurat ini tidak
lengkap atas kehadiran teman-temannya namun, tidak apa-apa saya merasa senang
karena bisa membaca doa maktsurat ini bersama-sama dengan teman sebaya saya.
Sebelumnya saya tidak pernah membaca surat ini dan baru tau doa maktsurat ini
ketika ada tugas 3 di mata kuliah konseling nabawi sangat bersyukur sekali ini
merupakan menambah ilmu saya tentang agama. Pembacaan doa maktsurat ini awal
yang baik agar selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. Diskusi pembacaan doa maktsurat ini membuat kami dan
teman-teman semakin dekat , akrab , tidak canggung lagi tidak seperti
sebelumya. Saya berharap semoga saya bisa terus mengamalkan hal
kebaikan ini baik di kala sendiri maupun bersama-sama dan juga keakraban bersama
teman-teman kelompok semakin erat.
Komentar
Posting Komentar