A.     JADWAL DISKUSI TIDAK SESUAI RENCANA AWAL

1.       Rabu, 6 September 2017, 11.00-13.00. Tempat diskusi di Masjid As-Salam Komplek KPKN, Ciceri, Kota Serang. Tema diskusi :
 a.Penjelasan Keutamaan Al-Ma’Tsurat
b.Menentukan kesepakatan jadwal diskusi (hari, tanggal, jam, tempat, pemateri, materi)       
 c. Diskusi persiapan pelaksanaan kegiatan PHBI (pembacaan doa akhir dan awal tahun, pembuatan proposal, menentukan tempat pelaksaan)
Keterangan :
 a. Abdul Rosid
b. Semua anggota kelompok
c. Semua anggota kelompok satu

2.   Jumat, 8 September 2017, 14:00-15:30. Tempat diskusi di Ruang kelas No.25, Gedung baru FUDA. Tema diskusi :
a. Diskusi fokus pada persiapan kegiatan PHBI (penentuan tempat pelaksanaan, proposal, anggaran dana, dll)
Keterangan :
a. Semua anggota kelompok satu

3.  Rabu, 4 Oktober 2017, 08:30-10:30. Tempat diskusi di Lorong FUDA Lantai 3, Gedung Baru FUDA. Tema diskusi :
a.  Diskusi evaluasi kegiatan PHBI Tahun Baru Hijriah 1439 H
Keterangan :
a.    Semua anggota kelompok
4.  Kamis, 5 Oktober 2017. Tempat diskusi di Ruang kelas No. 20, Gedung Baru FUDA. Tema diskusi :
a.  Keshahihan dalil tahlil menurut Al-Quran dan Hadits
Keterangan :
a. Abdul Rosid
b. Semua anggota kelompok

5.   Senin, 9 Oktober 2017. Tempat diskusi di Masjid As-Salam Komplek KPKN, Ciceri Kota Serang. Tema diskusi :
a. Keutamaan doa-doa untuk therapy kesehatan /konseling / penyembuhan berbagai masalah dan berbagai penyakit
Keterangan: 
a. Ainut Tazkiyah
b. Semua anggota kelompok

JADWAL DISKUSI SETELAH DI MUSYAWARAHKAN PADA DISKUSI PERTAMA

1.      Rabu, 4 September 2017, 10:00-12:00. Tempat diskusi di Masjid As-Salam Komplek KPKN, Ciceri, Kota Serang. Tema diskusi:
a.       Menentukan kesepakatan jadwal diskusi (hari, tanggal, jam, tempat, pemateri, materi)
b.      Diskusi persiapan pelaksanaan kegiatan PHBI
Keterangan:
a.       Semua anggota kelompok

2.      Kamis, 7 September 2017, 13:00-14:30. Tempat diskusi di Masjid Agung Ats-Tsauroh, Pegantungan, Kota Serang. Tema diskusi:
a.     Sejarah penanggalan tahun baru Hijriah
b.Kisah perjalanan Hijrah Rasul dan Mekkah menuju Madinah
Keterangan :
a.       Fara Wildania
b.      Eni Nuriana

3.      Jumat, 8 September 2017, 13:00-14:30. Tempat diskusi di Masjid Al-Bantani KP3B, Palima, Curug, Kota Serang. Tema diskusi:
a.       Tahlil dalam prespektif Al-Quran dan Hadits
Keterangan :
a.        Aii Futuhul Ilahiyah
b.      Abdul Rosid

4.      Kamis, 14 September 2017, 13:00-14:30. Tempat diskusi di Masjid Ratu Atut Chosiyah, Bhayangkara, Kota Serang. Tema diskusi:
a.       Ma’rifatullah ( Takhalli, tahalli, dan tajalli)
Keterangan:
a.       Anis Anitasari
b.      Adam Reza

5.      Jumat, 5 September 2017, 13:00-14:30. Tempat diskusi di Masjid Al-Hikmah, Kampus UIN “SMH” Banten. Tema diskusi:
a.       Keutamaan doa-doa untuk therapy kesehatan /konseling / penyembuhan berbagai masalah dan berbagai penyakit
Keterangan:
a.       Ainut Tazkiyah
b.      Hanifati
c.       Humaedi
 
B.     NOTULENSI DISKUSI

A.    Notulensi Diskusi Pertemuan Pertama diantaranya:
1.      Mendiskusikan terkait untuk jadwal pelaksanaan kegiatan diskusi tugas tiga ini, yaitu mendiskusikan hari, tanggal, jam, tempat, materi yang akan di diskusikan dan pematerinya. Menentukan waktu dan tempat diskusi tidaklah mudah karena masing-masing anggota kelompok memiliki kesibukannya masing-masing dan bertempat tinggal yang berbeda-beda. Masing-masing teman saya persilahkan untuk mengajukan opsi terkait hari, tanggal, jam, tempat, materi dan pemateri diskusi, setelah melalui diskusi panjang untuk menyepakati jadwal, akhirnya kita pilih tempat terdekat untuk melaksanakan diskusi dan akhirnya kita susun dengan membuat kolom kegiatan jadwal diskusi dan disepakati oleh teman-teman sekelompok semua, yaitu hari/tanggal diskusi, tempat diskusi, pemateri disksusi dan materi diskusi, untuk empat petemuan diskusi yang akan datang.
2.      Mendiskusikan keutamaan doa-doa yang ada di dalam al-ma’tsurat, yang disampaikan oleh saya sendiri (Abdul Rosid), diantaranya;
Sungguh apa yang telah diajarkan dalam Islam selalu mengandung kebaikan, saat ibadah diwajibkan dan banyak pula yang disunnahkan, semua ganjaran dan kebaikan dari ibadah ibadah tersebut diperolah tak melulu hanya perkara akhirat saja, tapi juga berbagai kebaikan selama hidup di dunia. Sepertidoa-doa yang baik yang terdapatdalam Al-Qur’an maupundalamhadits-haditsshahih.
Rasulullah SAW. Telah banyak mengajarkan  doa kepada umatnya, salah satunya adalah doa Al Ma’tsurat, lalu apa sajakah keutamaan dan manfaat membaca Al Ma'tsurat? Selain itu Rasulullah SAW. Juga menganjurkan kepada setiap umatnya untuk mengamalkan Al Ma’tsurat setiap pagi dan sore hari, karena memiliki banyak manfaat dan keutamaan bagi manusia itu sendiri.
Al ma’tsurat merupakandoa yang berasaldariNabi Muhammad SAW dengan sanad shahih. Ada berbaga imanfaat dan keutamaan jika mengamalkannya setiap pagi dan sore hari. Lalu bagaimana hukum membaca Al Ma’tsurat dan apa sajakah keutamaan dan manfaatnya?

Berikut adalah keutamaan dan manfaat membaca doa al ma’tsurat:
a.       Rumah terlindung dari gangguan setan
Berdasarkan hadits Nabi yang telah diriwayatkan oleh Thabrani menerangkan bahwa barang siapa yang membaca 10 ayat dari surat Al-Baqarah di dalamrumah nyamakasetan tidak akan mampu masuk kedalam rumah tersebut hingga keesokan harinya. Kesepuluh ayat itu adalah empat ayat pertama surat Al-baqarah, satu ayat kursi, dua ayatsetelahayat kursi, dan ditutup dengan tiga ayat terakhir surat al-baqarah.

b.      Dicukupi segala kebutuhan di dunia

Berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Turmudzi dijelaskan bahwa barang siapa yang membaca bacaan surat Al Ma’tsurat yaitu surat al-falaq dan an-nass dipagi dan sore hari sebanyak tiga kali maka Allah SWT akan mencukupkan segala kebutuhannya di dunia. Sehingga seseorang tidak akan merasa kekurangan selama hidup di dunia.

c.       Disempurnakan nikmat

Berdasarkan hadits Nabi yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Saunni telah dijelaskan bahwa barang siapa yang membaca ‘Allahummainniasbahtuminka fi nikmati’ sebanyak tiga kali saat pagi dan sore hari maka Allah SWT akan menyempurnakan nikmat atas dirinya, sehingga seseorang akan mendapat banyak limpahan kenikmatan baik itu dari segirohani maupun jasmani.

d.      Sebagai tanda  syukur kepada Allah SWT

Berdasarkan hadits Nabi yang telah diriwayat kan oleh Abu Dawud telah diterangkanbah wajib seorang muslim membaca ‘Allahummaashbaha…’ pada sore hari maka sejatinya dia telah bersyukur untuk kehidupan malamnya.

e.       Mendapat keridhaan dari Allah SWT

BerdasarkanhaditsNabi yang diriwayatkanolehTurmudzitelahdijelaskanbahwajikaseorangmuslimmembaca ‘radhitubillahirabba…’ di waktu sore haridenganikhlasmaka Allah SWT akanmemberikankeridhaankepadanyaatassemuapekerjaan yang dilakukannya. Inilahsalahsatumanfaatdankeutamaandalammembacadoa Al Ma’tsurat.

f.       Mendapat pahala lebih banyak

Berdasarkan hadits Nabi yang telah diriwayatkan oleh Muslim telah diterangkan bahwa Rasulullah menemui Juwariyah yang berada dalam mushollanya. Beliau bertanyakepadanyamengapadiaberlama-lama berada di dalammusholla, padahal jikaJuwariyyahmembaca ‘Subhanallahuwabihamdihi…’ sebanyaktiga kali makapahalanyalebihberatdariapa yang telahdilakukanJuwariyahyaituberlama-lama berada dalam musholla.

g.      Terhindar dari segala bahaya yang dapat mengancam

Berdasarkan haditsNabi yang diriwayatkan oleh Abu Turmudzi telah diterangkanbahwajika seorang muslim membaca ‘Bismillahilladzilaayaadzurru…’ sebanyak tiga kali di waktupagidan sore harimaka Allah SWT akan menjaganyadarisegalabahaya yang dapatdatangkepadanya.
Alangkahberuntungnyabagisetiapmuslim yang mampumengamalkandoa al ma’tsurat yang berasal dari Rosulullahkarenadoainimemberikanbanyakmanfaatdanmemilikibanyakkeutamaanbagiseorangmuslim. Semogadenganmengetahuihalinidapatmenjadipendorongbagisetiapmuslimuntukmeningkatkankeimanandanketaqwaankepada Allah SWT.

  1. Mendiskusikan persiapan kegiatan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) yaitu pelaksanaan kegiatan pembacaan doa akhir dan awal tahun hijriah di suatu lembaga, masjid, musolah, majlis ta’lim, panti dan tempat-tempat lainnya yang belum pernah melaksanakan kegiatan pembacaan doa akhir dan awal tahun hijriah  ataupun pawai obor untuk memeriahkan malam awal tahun hijriah. Pada diskusi ini mengalami kesulitan untuk memutuskan tempat kegiatan dikarenakan tempat tinggal yang jauh-jauh dan kegiatannya dilakukan pada malam hari sehingga dirasa takut oleh teman-teman ketika menuju pulang setelah selesai melaksanakan kegiatan tersebut. Teman-teman juga merasa bingung untuk menentukan tempatnya karena supaya jangan ada yang didatangi dan mendatangi tempatnya, inginnya sih tempat pelaksanaannya berada ditengah-tengah supaya tidak terlalu jauh untuk saling datang.
B. Notulensi Diskusi Pertemuan Kedua, diantaranya:
Diskusi pada pertemuan kedua ini membahas terkait persiapan pelaksanaan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) pembacaan doa akhir dan awal tahun. Setelah saya mempersilahkan teman-teman untuk mengajukan opsi tempat, tetapi tanggapan dari teman-teman masih saja seperti diskusi pertama, yaitu tidak ingin jauh-jauh tempatnya, setelah mengalami jalan buntu untuk tempat pelaksanaan pembacaan doa akhir dan awal tahun tiba-tiba ada salah satu teman yang mengusulkan tempat di BPS (Balai Perlindungan Sosial), Tresna Werdha, Provinsi Banten. Ia menjelaskan keadaan tempat dan orang-orangnya yang ada di panti tersebut, dikarenakan pernah melakukan penelitian di panti tersebut, jadi tahu seperti apa yang ada di dalamnya. Setelah semuanya mendengar penjelasan yang mengajukan opsi tersebut maka teman-teman kelompok langsung meresponnya dengan menerima usulan tersebut. Sebelum kita memfinalkan acara diadakan di tempat BPS tersebut, kita akan mendatangi tempatnya terlebih dahulu untuk mengirim surat izin mengadakan kegiatan PHBI dan mengkonfirmasi apakah diizinkan atau tidak kita akan melaksanakan kegiatan pembacaan doa akhir dan awal tahun di BPS tersebut. Setelah semua sepakat, maka langsung dirumuskan rincian anggaran dananya, apakah kita akan mencari dana keliling, yang mana masing-masing mahasiswa membawa proposal untuk mencari dana atau anggaran dananya patungan uang Rp.20.000 per mahasiswa. Masing-masing teman saling berargument untuk pembiayaan dana tersebut, ada yang ingin mencari dana dengan mengajukan proposal dana dan ada juga yang mengajukan untuk patungan saja. Sambil memikirkan anggaran dan tersebut salah satu teman menghitung total rincian anggaran kegiatan dengan rincian;
Setelah sepakat kita memilih tempat pelaksanaan kegiatan PHBI di BPS (Balai Perlindungan Sosial), Provinsi Banten, kita langsung merumuskan anggaran untuk membeli apa yang nanti akan dibutuhkan, yaitu;
a.       Snack dibox, isinya: risol, buras, akua, roti.
b.      Snack untuk di piring: risol, buras, roti dan kue-kue kering
c.       Kue bolu 3kardus x Rp.30.000= Rp.90.000
d.      Kue-kue kering Rp.50.000
e.       Air mineral / akua gelas 7kardus x Rp.15.000= Rp.105.000
f.       Dana tidak terduga Rp.50.000
g.      Total dana: Rp.295.000
C. Notulensi Diskusi Pertemuan Ketiga, diantaranya:
Diskusi pada kali ini membahas evaluasi dari kegiatan pelaksanaan pembacaan doa akhir dan awal tahun baru hijriah 1439 H, yang telah dilaksanakan di Masjid Khusnul Huda, Link. Karang Tengah Rt.09/Rw.04, Kel. Pabean, Kec. Purwakarta Kota. Cilegon.
Masing-masing setiap anggota kelompok memberikan pendapatnya untuk evaluasi, yaitu:
1.      Adam Reza:
a.       Kurang kerjasama.
b.      Baru bergerak ketika akan deadline pelaksanaan.
c.       Harus fixsasi tempat terlebih dahulu.
d.      Persiapan kurang matang.

2.       Ainut Tazkiyah:
a.       Ainut belum sempat lihat proposal, toba-tiba disuruh langsung print out proposal dan disuruh mengajukan ke Kantor BPS (Balai Perlindungan Sosial).
b.      Serba dadakan.
c.       Setiap anggota kurang peduli untuk melaksanakan kegiatan PHBI.
d.      Ainut kaget kalau tiba-tiba setelah melihat kiriman laporan tugas dua, ada uang iuran sebsar Rp.150.000,-
e.       Kegiatan harus di rencanakan secara matang.
f.       Berharap kalau ada kegiatan seperti itu lagi bisa lebih kompak.
g.      Sesama anggota kelompok kurang koordinasi dan komunikasi.
h.      Berharap semoga kalau ada kegiatan seperti itu lagi, mudah-mudahan ada tempat yang mau menerima kedatangan kita untuk mengadakan kegiatan.

3.      Hanifati:
a.       Acara terlalu simple.
b.      Acara kurang meriah, berharap kalau mengadakan seperti itu lagi bisa mengadakan kegiatan yang lebih meriah.
c.       Terlebih dahulu melist tempat-tempat yang harus dituju.
d.      Keuangan tidak jelas, simpang siur, sehingga ada beberapa uang anggota kelompok yang terpakai untuk mengeprint out proposal dan surat, serta menjilid proposal.

4.      Anis Anitasari
a.       Acara tidak jelas, tidak ada acara pembukaan dan penutupan, tiba-tiba acara selesai begitu saja.
b.      Kelompok satu hanya menumpang ikut membaca doa akhir dan awal tahun, tidak memeriahkan dengan mengadakan acara kegiatan yang lai.
c.       Tidak kreatif.
d.      Tidak adanya interaksi ketika pembacaan doa ahir dan awal tahun dengan masyarakat, sehingga membuat masyarakat yang hadir bertanya-tanya dengan kehadirannya dari kita teman-teman kelompok satu.

5.      Abdul Rosid
a.       Sebelumnya kita telah sepakat untuk mengadakan kegiatan pembacaan doa akhir dan awal tahun baru hijriah 1439 H, di BPS, tetapi dikarenakannya kurang persiapan dan konfirmasi sehingga kita batal untuk bisa mengadakan kegiatan PHBI di BPS.
b.      Kurangnya konfirmasi dengan pihak tempat yang akan kita adakan kegiatan.
c.       Terlebih dahulu melist tempat-tempat yang akan kita kunjungi.
d.      Membuat proposal kegiatan.
e.       Mencari sumbangan dana dan sponsor atau pendukung untuk melaksanakan kegiatan.
f.       Membuat proposal yang mencakup, Latar belakang kegiatan, tujuan egiatan, dasar kegiatan, sasaran kegiatan, agenda kegiatan, anggaran dana kegiatan, tempat kegiatan dan waktu kegiatan.
g.      Persiapan kurang matang, terlalu mendadak melayangkan proposal dan suratnya.

           D. Notulensi Diskusi Pertemuan Keempat, diantaranya:
     Diskusi pada pertemuan keempat ini membahas tentang “Kesahihan Dalil TAHLIL Menurut Al-Quran dan Hadits” yang disampaikan oleh Abdul Rosid.
Pada hakikatnya majelis tahlil atau tahlilan adalah hanya nama atau sebutan untuk sebuah acara di dalam berdzikir dan berdoa atau bermunajat bersama. Yaitu
berkumpulnya sejumlah orang untuk berdoa atau bermunajat kepada Allah SWT
dengan cara membaca  kalimat-kalimat thayyibah seperti tahmid, takbir, tahlil, tasbih,
Asma’ulhusna, shalawatdan lain-lain.
Maka sangat jelas bahwa majelis tahlil sama dengan majelisd zikir, hanya istilah  atau namanyasaja yang berbeda namun hakikatnyasama. (TahlilartinyaadalahlafadhLaailaahaillallah) Lalu bagaimana hukumnyamengadakan acara tahlilanatau dzikir dan berdoa bersama yang berkaitan dengan acara kematianuntukmendoakandan
memberikanhadiahpahalakepada orang yang telahmeninggaldunia ? Dan apakah
halitubermanfaatatautersampaikanbagisimayyit ?
MenghadiahkanFatihah, atauYaasiin, ataudzikir, Tahlil, ataushadaqah, atauQadhapuasanyadan lain lain, itusemuasampaikepadaMayyit, dengan Nash yang JelasdalamShahih Muslim hadits no.1149, bahwa “seorangwanitabersedekahuntuk
Ibunya yang telahwafatdandiperbolehkanolehRasul saw”, danadapulariwayat
Shahihain Bukhari dan Muslim bahwa “seorangsahabatmenghajikanuntukIbunya
yang telahwafat”, danRasulullah SAW pun menghadiahkanSembelihanBeliau SAW
saatIdulAdhauntukdirinyadanuntukummatnya, “Wahai Allah terimalahsembelihan
inidari Muhammad dankeluarga Muhammad dandariUmmat Muhammad” (Shahih
Muslim hadits no.1967).
Dan halini (pengirimanamaluntukmayyititusampaikepadamayyit) merupakanJumhur (kesepakatan) Ulamaseluruhmadzhabdantakada yang memungkirinyaapalagimengharamkannya, dan perselisihanp endapat hanya terdapat pada madzhab Imam Syafi’i, bila si pembaca takmengucapkanlafadz : “Kuhadiahkan”, atau wahai Allah ku hadiahkan sedekahini, atau dzikir ini, atau ayatini..”, bila halinitidak disebut kanmaka sebagian UlamaSyafi’iymengatakan pahalanyataksampai.
Jaditaksatupunulamaikhtilafdalamsampaiatautidaknyapengirimanamaluntukmayit, tapiberikhtilafadalahpadaLafadznya. Demikian pula Ibn Taimiyyah yang menyebutkan 21 hujjah (duapuluhsatudalil) tentangIntifa’ min ‘amalilghair(mendapatmanfaatdariamalselainnya). Mengenaiayat : “DAN TIADALAH BAGI SESEORANG KECUALI APA YG DIPERBUATNYA, maka Ibn Abbas ramenyatakanbahwaayatinitelahmansukhdenganayat “DAN ORANG ORANG YANG BERIMAN YANG DIIKUTIKETURUNAN MEREKA DENGAN KEIMANAN”,
IbnuTaimiyahmenegaskanbahwabarangsiapamengingkarisampainyaamalan orang hiduppada orang yang meninggalmakaiatermasukahlibid’ah. DalamMajmu’ fatawajuz 24 hal306 iamenyatakan, “Para imam telahsepakatbahwamayitbisamendapatmanfaatdarihadiahpahala orang lain. Initermasukhal yang pastidiketahuidalam agama islamdantelahditunjukkandengandalilkitab, sunnahdanijma’ (konsensusulama’). Barangsiapamenentanghaltersebutmakaiatermasukahlibid’ah”.
Lebihlanjutpadajuz 24 hal 366 IbnuTaimiyahmenafsirkanfirman Allah “danbahwasanyaseorangmanusiatidakmemperolehselainapa yang telahdiusahakannya.” (QS an-Najm [53]: 39) iamenjelaskan, Allah tidakmenyatakanbahwaseseorangtidakbisamendapatmanfaatdari orang lain, Namun Allah berfirman, seseoranghanyaberhakatashasilusahanyasendiri. Sedangkanhasilusaha orang lain adalahhak orang lain. Namumdemikianiabisamemilikiharta orang lain apabiladihadiahkankepadanya.
DalamkitabAr-Ruhhal 153-186 IbnulQayyimmembenarkansampainyapahalakepada orang yang telahmeninggal. Bahkantaktangung-tanggungIbnulQayyimmenerangkansecarapanjanglebarsebanyak 33 halamantentanghaltersebut.
Mengenaihadits yang mengatakanbahwabilawafatketurunanadam, maka
terputuslahamalnyaterkecuali 3 (tiga), shadaqahJariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan
anaknya yang berdoauntuknya, maka orang orang lain yang mengirimamal, dzikirdll
untuknyainijelasjelasbukanlahamalperbuatansimayyit, karenaRasulullah SAW
menjelaskanterputusnyaamalsimayyit, bukanamal orang lain yang dihadiahkan
untuk simayyit, dan juga sebagaihujjahbahwa Allah memerintahkan di dalam Al
Qur’an untukmendoakan orang yang telahwafat : “
Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami (Q.S Al Hasyr/59: 10).
Sebagaimana pula diriwayatkan bahwa Imam Masjid Quba di zaman Nabi saw, selalu membaca surat Al Ikhlas padas etiap kali membac afatihah, maka setelah fatihah maka ia membaca AL Ikhlas, lalu surat lainnya, dan ia tak mau meninggalkan surat al ikhlas setia prakaatnya, ia jadikan Al Ikhlas samadengan Fatihah hingga selalu
berdampingan di setiap rakaat, maka orang mengadukannya pada Rasul saw, dania
ditanya oleh Rasul saw : Mengapa kau melakukan hal itu?, maka ia menjawab : Aku
mencintai surat Al Ikhlas. Maka Rasul SAW bersabda : Cintamu pada surat Al ikhlas
akan membuatmu masuk sorga” (Shahih Bukhari).
Maka tentunya orang itu tak melakukan dari ajaranRasul saw, ia membuatbuatnyasendirikarenacintanyapada surat Al Ikhlas, maka Rasul saw tak
melarangn yabahkan memujinya.
Kita bisa melihat bagaimana para Huffadh (Huffadhadalah Jamakdari Al hafidh, yaitu ahli hadits yang telah hafal 100.000 hadits (seratusribu) hadits berikutsanad dan hokum matannya) dan para Imam imam mengirim hadiah padaRasul saw : Berkata Imam Alhafidh Al Muhaddits Ali bin Almuwaffiqrahimahullah : “aku 60 kali
melaksanakan haji dengan berjalan kaki, dan kuhadiahkanpahala dari itu 30 haji
untuk Rasulullah saw”.
Berkata Al Imam Alhafidh Al MuhadditsAbul Abbas Muhammad bin Ishaq
AtssaqafiyAssiraaj : “aku mengikuti Ali bin Almuwaffiq, aku lakukan 7X haji yang
pahalanya untukRasulullah saw danakumenyembelihQurban 12.000 ekoruntuk
Rasulullah saw, danakukhatamkan 12.000 kali khatam Alqur’anuntukRasulullah
saw, dankujadikanseluruhamalkuuntukRasulullah saw”.
Ia adalah murid dari Imam Bukhari rahimahullah, dan ia menyimpan 70 ribu
masalah yang dijawab oleh Imam Malik, beliau lahir pada 218 H dan wafat pada
313H
.
Berkata Al Imam Al Hafidh Abu IshaqAlmuzakkiy, akumengikutiAbul Abbas danaku haji pula 7X untukrasulullah saw, danakumengkhatamkanAlqur’an 700 kali
khatam untukRasulullah saw. (Tarikh Baghdad Juz 12 hal 111).
Sumber:
http://www.majelisrasulullah.org
E.    Notulensi diskusi pertemuan keenam diantaranya:
Diskusi kelima ini dilaksanakam pada hari Senin, 9 Oktober 2017, bertempat diMasjid As-Salam, Komplek KPKN-Ciceri, Kota Serang. Pada diskusi yang kelima ini dihadiri oleh 4 orang (yaitu Abdul Rosid, Ainut Tazkiyah, Farawildania dan Hanifathi), dari yang seharusnya 9 orang anggota kelompok 1, dikarenakan beberapa teman-teman ada kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan sehingga tidak bisa mengikuti diskusi lima ini. Diskusi berlangsung dari pukul 14.00 s.d 15.30 WIB.Diskusi pada pertemuan kelima ini seperti biasa yaitu sebelum memulai diskusi kita memulainya dengan pembacaan doa al-ma’tsurat bersama-sama. Setelah selesai membaca doa al-ma’tsurat bersama-sama langsung dilajutkan dengan diskusi. Diskusi pada pertemuan kelima ini membahas tentang “Keutamaan doa-doa untuk therapy kesehatan /konseling / penyembuhan berbagai masalah dan berbagai penyakit” yang disampaikan oleh Ainut Tazkiyah.
Keutamaan Doa
A.                 Sejarah Doa
Menurut catatan sejarah, bahwa mengharapkan atau memohon sesuatu kepada Allah Swt., (berdoa) itu sudah dikenal sejak pertama kali diciptakannya umat manusia, yaitu Nabi Adam as. hal ini dapat dibuktikan dalam keterangan asal mula terjadinya surat al-Fatihah, surat pertama dari al-Quran atau induk daripada al-Quran, yang disebutkan dalam kitab “Khazinatul Asrar” dimana didalamnya diterangkan bahwa setelah Nabi Adam as. diciptakan dan ditiupkan roh padanya, beliau lalu berdoa kepada Allah Swt., kepadanya diajarkan adab/tata cara berdoa dan sebagai doa pertama yang dipanjatkan oleh Nbai Adam as. adalah “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jaan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.

Sejak saat itu doa mulai digunakan oleh umat manusia, tidak saja Qabil dan Habil. Tetapi para Nabi pun memanjatkan doa kepada Allah Swt., bahkan sampai nabi yang terakhirpun, yaitu baginda Rasulullah SAW. Tidak pernah lupa memanjatkan doa, mengharapkan dan memohon pertolongan kepada Allah Swt.

Dengan demikian jelaslah bahwa berdoa itu dilakukan oleh seluruh umat manusia, hanya saja cara dan dzat yang diagungkan/dimintai yang berbeda-beda. Manusia yang tidak bertuhan kepada Allah Swt. mereka mengharapkan doanya kepada benda-benda, pepohonan, tempat yang dikeramatkan, gunung-gunung yang oleh mereka yang bertuhan, menghadapkan doanya kepada Allah Swt.

Pada kenyataannya setiap doa yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh tanpa mengenal putus asa dan beritikad bahwa doanya pasti akan dikabulkan  oleh Allah, maka pastilah apa yang diharapkan/dihajatkan itu akan dikabulkan oleh Allah Swt.

Sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya surat al-Mukmin ayat 60 sebagai berikut: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu. Sesunguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mukmin: 60)

B.                  Definisi Doa
Doa adalah melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan keinginan dan ketundukan kepada Allah Swt. (Isep Zainal Arifin. Bimbingan Penyuluhan Islam. Jakarta: Rajawali, 2009) yang dikutip oleh Yanita Vanela dari IAIN Raden Intan Lmapung).

Dari pengertian diatas Yanita menyimpulkan bahwa doa adalah memohon dan meminta kepada Allah Swt. dengan kemurahan htai dan ikhlas tanpa memaksakan supaya doanya terkabul.

C.                  Perintah Berdoa
Manusia pada dasarnya tidak bisa hidup sendirian tetapi membutuhkan orang lain atau sesuatu yang lebih dapat melakukan sesuatu dibandingkan dengan dirinya sendiri. oleh karena itu manusia tentunya meminta pertolongan.

Sebagai seorang muslim maka berdoa adalah suatu hal yang wajib yang mencirikan bahwa kita menjadi hamba yang lemah yang membutuhkan pertolongan Allah. Di dalam surat al-Baqarah ayat 186, Allah Swt berfirman: “Aku mengabulkan doa orang-orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku, hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka senantiasa berada dalam kebenaran”.

Oleh karena itu sebagai hamba Allah yang beriman hendaklah menyertakan dalam setiap usaha kita dengan doa kepada Allah. Jangan lupa menyerahkan segala usaha yang telah kita tempuh dengan penuh tawakal kepada-Nya agar Allah senantiasa meridhai-Nya.

D.                 Fadhilah dan Faidah Doa
Diantara fadhilah dan faidah berdoa adalah:
(a)                Memperoleh naungan rahmat Allah.
(b)                Memperoleh kasih sayang Allah.
(c)                Melindungi diri dari bencana.
(d)                Menolak bencana atau meringankan tekanannya.
(e)                Menjadi perisai untuk menolak bencana.
(f)                 Menolak tipu daya musuh, menghilangkan kegelisahan dan menghasilkan hajat serta mempermudah kesulitan.

Bahwa fadhilah dan faidah setelah berdoa adalah seseorang merasa tentram hatinya, jiwanya dan kembali semnagat untuk menjalankan aktivitasnya dan terpenting mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.

C.                  PERSEPSI PRIBADI TENTANG DISKUSI
Pendapat  Saya dalam diskusi pembacaan doa maktsurat ini berjalan dengan lancar walaupun setiap pembacaan doa maktsurat ini tidak lengkap atas kehadiran teman-temannya namun, tidak apa-apa saya merasa senang karena bisa membaca doa maktsurat ini bersama-sama dengan teman sebaya saya. Sebelumnya saya tidak pernah membaca surat ini dan baru tau doa maktsurat ini ketika ada tugas 3 di mata kuliah konseling nabawi sangat bersyukur sekali ini merupakan menambah ilmu saya tentang agama. Pembacaan doa maktsurat ini awal yang baik agar selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. Diskusi  pembacaan doa maktsurat ini membuat kami dan teman-teman semakin dekat , akrab , tidak canggung lagi tidak seperti sebelumya. Saya berharap semoga saya bisa terus mengamalkan hal kebaikan ini baik di kala sendiri maupun bersama-sama dan juga keakraban bersama teman-teman kelompok semakin erat.






Komentar

Postingan Populer