Perbandingan Kehidupan Orang yang Berpegang teguh dengan orang yang tidak Berpegang teguh pada nilai-nilai al-Quran
Al-Quran
adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW melalui
perantara malaikat jibril untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk dan
pedoman hidup. Al-Quran juga sumber ajaran Islam yang pertama dan petunjuk
jalan agar tidak tersesat dalam mengarungi bahtera kehidupan. Jika kita
mempedomaninya, tentu akan diberkahi penuh keselamatan namun jika kita
berpaling darinya, maka tentu akan ditimpa oleh berbagai bencana. Setiap muslim
berkewajiban untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat di dalamnya
agar menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu mentaati segala perintah
Allah SWT dan menjauhi segala larangannya.
Saya telah mengamati kehidupan A
sebagai orang yang berpegang teguh dengan nilai-nilai al-Quran. Dia seorang
muslim yang kehidupan kesehariannya memiliki budi pekerti luhur serta akhlak
yang baik, contohnya dia suka kalau bertemu temannya mengucapkan salam lalu
berjabat tangan, tutur katanya baik tidak menyakitkan hati orang lain, suka memberi
bantuan ketika temannya sedang kesusahan (membutuhkan), tidak banyak tingkah
(apa adanya), tidak banyak menuntut, tersenyum, disela-sela waktu kosong dia
isi dengan membaca al-Quran. Tidak hanya diluar saja perilaku dia seperti itu
namun saya pernah mendatangi rumahnya untuk main sama saja dia tetap
berperilaku baik apalagi sama ibunya sungguh terharu. Singkat cerita waktu pada
saat itu ibunya memarahi dia dengan nada keras serta menyentak cuman gara-gara
hal sepele yang menurut saya yang tidak harus bicaranya dengan mengggunakan
nada tinggi apalagi menyentak bisa dengan bicara dengan nada biasa saja tetapi
dia tetap saja membalasnya dengan nada lembut dengan raut wajah yang tetap
tersenyum tidak menampakkan kekesalannya terhadap ibunya. Ibadahnya pun dia
rajin tidak hanya yang wajib saja namun yang sunnahnya pun ia jalani atau
kerjakan. Puasa sunnah pun ia lakoni seperti puasa senin dan kamis, puasa
arafah dll. Dia bergaul dalam lingkungan yang baik sering mengikuti
kajian-kajian islami untuk meningkatkan keislamannya.
Saya juga telah mengamati kehidupan
I sebagai orang yang tidak berpegang teguh dengan nilai-nilai al-Quran. Dalam
kehidupan sehari-harinya diisi yang tidak berguna bisa dibilang dan dapat
dipersentasikan 50% waktumya digunakan untung main seperti berkumpul di
basecamp dengan teman-temannya setelah pulang dari sekolah bahkan hingga larut
malam. Jarang banget ada di rumah sekalinya ada di rumah dia hanya makan,
mandi, dan tidur. Kalau dilihat dari sisi ibadahnya bisa dibilang jarang banget
solat kalaupun ia solat itu karna di suruh orang tuanya atau kakaknya. Apalagi
soal mengaji jangan ditanya ia jarang banget mengaji setiap habis solat ia
langsung buru-buru pergi keluar untuk main. Akhlaknya pun jauh dibilang baik
karena setiap orang tuanya menasihati ia selalu menjawab seakan-akan ia yang
paling benar apa yang ia lakukan itu. Apalagi kalau dinasihati kakaknya seperti
disuruh solat karna sudah waktunya solat ia selalu membentak kadang
mengeluarkan kata-kata yang bikin sedih hati kakaknya seperti “ kamu gak usah
urusin hidup saya urusin aja hidup kamu sendiri” hingga berantem dengan
kakaknya sampai kakaknya menangis. Tidak itu saja ia juga tidak menghormati dan
menghargai kakaknya seperti jika kakaknya sudah menyapu dan mengepel lantai ia
datang masuk ke rumah langsung saja masuk tanpa membuka sandal atau sepatunya
dahulu. Sifatnya pun sensitive sedikit-sedikit gampang marah. Mungkin ini semua
dampak dari tidak dekatnya dengan al-Quran hatinya tidak tenang yang
bentar-bentar mudah marah.
Berdasarkan pada Q.S, 10:57 bahwa
al-Quran adalah obat bagi apa yang terdapat di dada (syifaa’un lima fis shudur),kata dada dimaknai sebagai “hati”
menunjukkan bahwa al-Quran menyembuhkan segala penyakit yang berkaitan dengan
hati seperti ragu, dengki, takabur dan semacamnya. Pemahaman ini juga
didasarkan pada hadis yang bersumber dari Ibnu Mardawaih melalui sahabat Nabi
Ibnu Mas’ud r.a bahwa seseorang datang kepada Nabi dengan mengeluh dadanya.
Rasul kemudian bersabda, “Hendaklah engkau membaca al-Quran” (M.Quraish
Shihab,2006,VI:102)
Rasulullah bersabda, “Kepada kaum
yang suka berjama’ah di rumah-rumah ibadah, membaca al-Quran secara bergiliran
dan mengajarkannya terhadap sesamanya, akan turublah ketenangan dan
ketentraman, akan terlimpah kepadanya rahmat, dan mereka akan dijaga oleh
malaikat, juga Allah akan selalu mengingat mereka (HR. Muslim dari Abu
Hurairah)
Kesimpulannya Orang yang berpegang
teguh dengan al-Quran dengan orang yang tidak berpegang teguh dengan al-Quran
itu sangat berbeda bisa dilihat dari kesehariannya dengan siapa ia bergaul
dimana tempat bermainnya. Jika orang yang berpegang teguh dengan al-Quran ia
selalu bersabar, jiwanya tenang, tutur katanya baik, wajahnya pun sedikit
bersinar. Kalau orang yang tidak berpegang terguh dengan al-Quran jiwanya tidak
tenang, hatinya selalu di selimuti dengan amarah maka dari itu ia sangat
sensitive sekali hatinya, wajahnya pun kusut, tutur katanya kurang baik dll.
Pelajaran yang dapat dari kedua orang ini, bahwasannya al-Quran itu benar-benar
pedoman hidup manusia untuk menuntun kepada jalan kebaikan, kebenaran, dan
keselamatan. Dengan ini saya sebagai calon konselor muslim sudah diingatkan
bahwa;(a) sudah sewajarnya dan bahkan seharusnya menjadikan al-Quran sebagai
pedoman hidup bagi diri sendiri, anggota keluarga dan individu yang
dibimbingnya, meskipun ada orang lain yang tidak menyukainya,(b) kewajiban
seorang muslim jika ajaran al-Quran telah sampai kepadanya hanyalah “ sami’na wa atho’na”, (c) hanya dengan
rajin membaca, mempelajari, dan mematuhi tuntunan al-Quran kehidupan diri dan
keluarga menjadi tentram dan patut diteladani orang yang dibimbing.
Komentar
Posting Komentar